Kilas Berita7 : Intisari ajaran Islam ialah kalimat Tauhid لا إله إلا الله . Kalimat
ini berlandaskan kepada dua rukun: kalimat an-nafyu (penafian) dan
kalimat al-itsbat (peneguhan). Ibnul Qayyim berkata: “Penafian total
bukan merupakan tauhid, demikian pula peneguhan semata tanpa penafian.
Maka bukanlah tauhid kecuali jika ia mengandung penafian dan peneguhan
sekaligus; itulah hakikat tauhid.” Penafian yang dimaksud di sini ialah
menafikan atau mengingkari segala jenis ilah atau sembahan, sedangkan
peneguhan yang dimaksud ialah meneguhkan atau mengokohkan bahwa hanya
Allah sajalah satu-satunya ilah yang benar.
Semua
ilah selain Allah dinafikan sebab selain Allah hanyalah merupakan
ilah-ilah gadungan. Allah سبحانه و تعالى berfirman: أَإِلَهٌ مَعَ
اللَّهِ قُلْ هَاتُوا بُرْهَانَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ “Apakah di
samping Allah ada ilah (yang lain)?. Katakanlah: "Unjukkanlah bukti
kebenaranmu, jika kamu memang orang-orang yang benar". (QS An_naml 64)
Barangsiapa memenuhi sisi peneguhan (itsbat) saja tanpa memenuhi sisi
penafian (nafyu), maka dia bukanlah seorang mukmin. Demikian pula
sebaliknya, siapa yang menetapi sisi penafian saja dan mengabaikan sisi
peneguhan, maka dia bukan seorang mukmin.
Tidaklah
seseorang disebut mukmin sejati kecuali dia memenuhi kedua rukun
tersebut secara bersamaan; yakni memenuhi rukun itsbat dan nafyu (secara
bersamaan) baik dalam segi i’tiqad (keyakinan), perkataan dan
perbuatan, yang zhahir maupun yang batin. Kalimat لا إله (tidak ada
ilah) mewakili sisi penafian seorang mukmin terhadap segala bentuk
ilah-ilah gadungan yang hadir di dunia. Kemantapan seseorang dalam
memaknai sisi ini menyebabkan dirinya memiliki kebebasan dari dominasi
siapapun dan apapun dalam hidupnya di dunia yang fana ini. Sedangkan
kalimat إلا الله (kecuali Allah) mewakili sisi peneguhan seorang mukmin
bahwa satu-satunya ilah hakiki di dunia ini yang dia puja, puji, cintai,
patuhi serta takuti hanyalah Allah سبحانه و تعالى .
Seorang
mukmin berjuang untuk membangun keterikatan dirinya kepada ilah Yang
Satu itu, yakni Allah سبحانه و تعالى . Jadi, ideologi seorang mukmin
adalah ideologi yang sekaligus menghimpun kebebasan dengan keterikatan.
Kebebasan dirinya dari segenap ilah gadungan yang menawarkan berbagai
nilai-nilai yang bersumber dari selain Allah, terutama dari musuh Allah
yakni setan. Dan keterikatan dirinya kepada Allah سبحانه و تعالى dan
segenap nilai-nilai yang bersumber dari ilah Yang Satu tersebut.
Keterikatan yang menyebabkan dirinya secara otomatis juga terikat kepada
Rasulullah Muhammad صلى الله عليه و سلم dan Dienullah Al-Islam.
Bukan
selain itu...! Maka Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم bersabda: مَنْ
قَالَ رَضِيتُ بِاللَّهِ رَبًّا وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا وَبِمُحَمَّدٍ
رَسُولًا وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ "Barangsiapa yang mengatakan; RADHIITU
BILLAAHI RABBAN WA BIL-ISLAAMI DIINAN WA BIMUHAMMADIN RASUULAN (Aku
ridha Allah sebagai Rabb-ku, Islam sebagai dien-ku dan Muhammad sebagai
rasul), maka wajib baginya untuk masuk Surga.” (HR Abu Dawud) Shahih
Demikianlah ideologi seorang mukmin, atau lebih tepatnya iman serta
aqidah seorang mukmin. Segala sesuatu ia pandang dan jalankan
berlandaskan pemahaman serta keyakinannya terhadap kalimat Tauhid.
Seorang mukmin dengan demikian menjadi manusia yang mengerti hakekat
kebebasan yang bertanggung-jawab. Bukan kebebasan mutlak tanpa batas.
Sebab
pada hakikatnya tidak ada manusia yang benar-benar hidup dengan
kebebasan mutlak tanpa batas. Pasti setiap manusia memiliki keterikatan
kepada sesuatu, baik diakuinya maupun tidak. Adapun para pengikut setan
(baca: hizbusy-syaithan) berjuang untuk menegakkan freedom (kebebasan)
yang terlepas samasekali dari keterikatan apapun. Setidaknya,
demikianlah yang mereka serukan. Sehingga jika kita coba analisa
falsafah mereka berdasarkan perspektif kalimat Tauhid, maka berarti
mereka hanya mau menerima bagian pertama saja dari kalimat Tauhid, yakni
لا إله (tidak ada ilah). Dan inilah sesungguhnya sikap para pendukung
setan.
Mereka
tidak mau mengakui adanya ilah apapun dan siapapun yang mendominasi
atas dirinya, termasuk ilah yang hakiki, yakni Allah سبحانه و تعالى ...!
Mereka adalah kaum kafir atau pengingkar terhadap Allah dan segenap
nilai-nilai yang bersumber dari-Nya. Memang, para pengikut setan
sesungguhnya mengikuti jejak pemimpin besar mereka yaitu iblis. Allah
سبحانه و تعالى berfirman mengenai iblis sebagai berikut: وَإِذْ قُلْنَا
لِلْمَلائِكَةِ اسْجُدُوا لآدَمَ فَسَجَدُوا إِلا إِبْلِيسَ أَبَى
وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ “Dan (ingatlah) ketika Kami
berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," maka
sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia
termasuk golongan yang kafir.” (QS Al-Baqarah 34) Golongan yang kafir
pengikut setan ini merupakan golongan yang hanya ingin kebebasan tanpa
kerikatan apapun, terlebih keterikatan kepada Allah سبحانه و تعالى ..!
Mereka adalah kaum yang sombong lagi membangkang terhadap Allah Yang
Maha Kuasa sebab mereka tidak mau bersusah payah untuk terikat,
berkomitmen dan menunjukkan kesetiaan kepada ilah sejati, Allah سبحانه و
تعالى .
Tetapi
dalam kenyataannya, sebenarnya mereka tetap terikat kepada sesuatu,
walaupun mereka tidak mau mengakuinya. Mereka bersikeras mengatakan
bahwa mereka hidup dalam kebebasan total, tanpa keterikatan apapun.
Namun sejatinya mereka tetap terikat kepada sesuatu. Apakah sesuatu itu?
Itulah yang disebut Allah dengan istilah hawa nafsu. Mereka mengikuti
hawa nafsu. Mereka terikat dengan hawa nafsu. Bahkan mereka menjadikan
hawa nafsu sebagai ilah mereka..! أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَهَهُ
هَوَاهُ وَأَضَلَّهُ اللَّهُ عَلَى عِلْمٍ وَخَتَمَ عَلَى سَمْعِهِ
وَقَلْبِهِ وَجَعَلَ عَلَى بَصَرِهِ غِشَاوَةً فَمَنْ يَهْدِيهِ مِنْ
بَعْدِ اللَّهِ أَفَلا تَذَكَّرُونَ “Maka pernahkah kamu melihat orang
yang menjadikan hawa nafsunya sebagai ilah-nya, dan Allah membiarkannya
sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan
hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang
akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat).
Maka
mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?” (QS Al-Jatsiyah 23) Jadi,
falsafah setan pada akhirnya akan menggiring manusia menuju penghambaan
diri kepada selain Allah, yakni dalam hal ini kepada hawa nafsunya
sendiri. Ia menjadikan hawa nafsunya sebagai ilah-nya. Ia menolak
menjadikan Allah سبحانه و تعالى sebagai ilah, malah ia mengambil ilah
lain selain Allah yang ia ikuti, taati dan cintai. Berarti, ia tidak
saja kafir kepada Allah سبحانه و تعالى tetapi ia sekaligus menjadi
seorang musyrik.....! Pantaslah bilamana kondisinya menyebabkan Allah
membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah mengunci mati
pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya...!
Wa na’udzubillahi min dzaalika.
Dan
semua keterangan di atas menjelaskan kepada kita mengapa ketika icon
Ratu Setan berrencana datang ke negeri ini ada sebagian masyarakat
(baca: kaum pengikut setan) yang begitu getol menyambutnya bahkan merasa
geram, terusik serta kecewa berat menghadapi sebagian masyarakat (baca:
kaum beriman insyaAllah) yang menolak kehadiran Ratu Setan tersebut.
Kita dapat menduga bahwa para fans Ratu Setan ini sudah sedemikian
mengunyah-ngunyah falsafah setan yang disebarluaskannya sehingga sulit
bagi mereka untuk dapat menerima masukan apalagi petunjuk yang
disampaikan kaum beriman.
Allah
secara tegas mengatakan: “Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk
sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil
pelajaran?” Bila “kebebasan tanpa keterikatan” telah menjadi falsafah
bahkan ideologi sekumpulan orang, maka akhirnya mereka akan
mempeturutkan hawa nafsu sebagai ilah-nya. Dengan dalih freedom of
speech (kebebasan berpendapat) dan freedom of expression (kebebasan
mengungkapkan perasaan hati alias memenuhi hawa nafsu) mereka tidak
merasa bersalah sama sekali untuk mempersekutukan Allah dengan hawa
nafsunya.
Bahkan
hawa nafsunya lebih dia agungkan daripada Allah سبحانه و تعالى ...!
Coba simak ayat-ayat setan yang dilantunkan oleh Ratu Setan tersebut.
Salah satu lagu paling populernya adalah yang berjudul Born This Way
(Terlahir Seperti Ini). Coba perhatikan nuansa falsafah setan yang
dipromosikannya. Di sini kita kutip sebagian saja dari lirik lagu
tersebut: Rejoice and love yourself today 'Cause baby, you were born
this way No matter gay, straight or bi Lesbian, transgendered life I'm
on the right track, baby I was born to survive Artinya: Bersukacitalah
dan cintailah dirimu sendiri pada hari ini Karena Anda terlahir seperti
ini, sayang Tidak peduli gay, lurus atau bisex Lesbian atau kehidupan
transgender Aku di jalur yang benar, sayang Aku terlahir untuk bertahan
hidup Melalui lirik lagu di atas, jelas sekali bahwa artis agen Sistem
Dajjal ini memang penyebar falsafah setan sejati. Dia menggiring
fans-nya untuk menuduh Allah sebagai penyebab dirinya menjadi seperti
itu.
Apakah
menjadi seorang gay, bisex, lesbi ataupun transgender. Itu bukan
masalah, karena memang terlahir seperti itu. Bahkan ia yakin bahwa
penyimpangan sexualnya itu merupakan “karunia” dari Tuhan.
Na’udzubillahi min dzaalika...! Coba simak bagian lain dari lirik lagu
yang sama itu: I'm beautiful in my way 'Cause God makes no mistakes I'm
on the right track, baby I was born this way Artinya: Aku cantik dengan
caraku Karena Tuhan tidak membuat kesalahan Aku di jalur yang benar,
sayang Aku terlahir seperti ini Padahal seorang mukmin yakin bahwa Allah
سبحانه و تعالى menciptakan setiap manusia terlahir dalam keadaan fitrah
(suci, murni, tanpa dosa).
Tidak
mungkin Allah melahirkan manusia dengan bawaan sejak lahir untuk
menjadi pendosa seperti seorang gay atau lesbian. Ini namanya
bersangka-buruk kepada Allah سبحانه و تعالى ...! Ini merupakan sebuah
tuduhan keji terhadap Allah سبحانه و تعالى ...!Nabi Muhammad صلى الله
عليه و سلم bersabda: كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ "Setiap
anak dilahirkan dalam keadaan fithrah.” (HR Bukhari) Shahih Falsafah
setan mengajarkan kebebasan mutlak. Bohong besar bila mereka mengatakan
hidupnya tanpa keterikatan kepada apapun, Justeru para pengikut setan
membangun keterikatan kepada hawa nafsunya. Hawa nafsunya yang telah ia
relakan untuk dikuasai dan disetir oleh kemauan setan terkutuk. وَمَنْ
يَكُنِ الشَّيْطَانُ لَهُ قَرِينًا فَسَاءَ قَرِينًا “Barang siapa yang
mengambil setan itu menjadi temannya, maka setan itu adalah teman yang
seburuk-buruknya.” (QS An-Nisa 38)
Muhammad Ihsan Arlansyah Tanjung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar