BANTEN
- Komisi Pemberantasan Korupsi akan terus mengembangkan metode untuk
memberi efek jera kepada koruptor. Pasalnya, KPK selama ini hanya fokus
pada penanganan kasus, namun mengabaikan tujuan untuk membuat efek jera.
"Jadi kita bikin dia (koruptor) defisit. Kalau dia melakukan itu
(korupsi), dia akan menderita bukan hanya kamu, tapi seluruh keturunannya
akan menderita. Jadi yang dimiskinkan bukan hartanya, tapi derajadnya
yang kita miskinkan," kata Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto saat
Lokakarya dengan media di Tanjung Lesung, Banten, Sabtu (14/7/2012).
Bambang menjelaskan, ada beberapa langkah yang telah dan akan
dilakukan. Ke depan, semua tahanan yang keluar dari sel wajib mengenakan
baju tahanan KPK. Ada empat model yang telah disiapkan. "Karena
enak-enak banget nih koruptor. Ditangkep masih bisa cengengesan," kata
Bambang.
Bambang memberi contoh ketika KPK hendak menangkap
Bupati Buol Amran Batalipu dalam kasus dugaan penyuapan pejabat di Buol
terkait kepengurusan hak guna usaha perkebunan di Kecamatan Bukal, Buol.
"Sebelum penangkapan betul-betul menghina penyidik KPK. Kalau orang
luar masuk ke Buol, kelihatan betul dia orang luar. Dia (Amran)
manggil-manggil "hei mas" (sambil melambaikan tangan). Begitu dikenakan
upaya yang paling keras, langsung dia kuyu," ucapnya.
Upaya
lain, lanjut Bambang, seluruh tersangka yang dibawa ke Jakarta dengan
pesawat wajib keluar terminal bandara melalui jalur umum. "Selama ini
kalau turunkan dari pesawat selalu tidak melalui umum. Saya bilang ke
teman-teman pimpinan tidak ada lagi. Lakukan itu (dibawa) di tempat
biasa supaya bisa dilihat umum kelakuan para koruptor. Dikasih baju
tahanan lalu dihadapkan di depan umum supaya orang tau ini koruptor,"
kata dia.
Dalam lokakarya, diusulkan untuk menghadirkan
tersangka dalam jumpa pers di KPK, memberi ruang bagi media untuk
menyoroti tersangka ketika datang ke KPK, dan usulan lainnya."Jadi
strategi komunikasi kedepan yang KPK ingin kembangkan yakni
memberitahukan ke publik kalau Anda melakukan korupsi, ini (yang akan
dialami)," ujar Bambang.
"Jadi kita bikin dia (koruptor) defisit. Kalau dia melakukan itu (korupsi), dia akan menderita bukan hanya kamu, tapi seluruh keturunannya akan menderita. Jadi yang dimiskinkan bukan hartanya, tapi derajadnya yang kita miskinkan," kata Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto saat Lokakarya dengan media di Tanjung Lesung, Banten, Sabtu (14/7/2012).
Bambang menjelaskan, ada beberapa langkah yang telah dan akan dilakukan. Ke depan, semua tahanan yang keluar dari sel wajib mengenakan baju tahanan KPK. Ada empat model yang telah disiapkan. "Karena enak-enak banget nih koruptor. Ditangkep masih bisa cengengesan," kata Bambang.
Bambang memberi contoh ketika KPK hendak menangkap Bupati Buol Amran Batalipu dalam kasus dugaan penyuapan pejabat di Buol terkait kepengurusan hak guna usaha perkebunan di Kecamatan Bukal, Buol. "Sebelum penangkapan betul-betul menghina penyidik KPK. Kalau orang luar masuk ke Buol, kelihatan betul dia orang luar. Dia (Amran) manggil-manggil "hei mas" (sambil melambaikan tangan). Begitu dikenakan upaya yang paling keras, langsung dia kuyu," ucapnya.
Upaya lain, lanjut Bambang, seluruh tersangka yang dibawa ke Jakarta dengan pesawat wajib keluar terminal bandara melalui jalur umum. "Selama ini kalau turunkan dari pesawat selalu tidak melalui umum. Saya bilang ke teman-teman pimpinan tidak ada lagi. Lakukan itu (dibawa) di tempat biasa supaya bisa dilihat umum kelakuan para koruptor. Dikasih baju tahanan lalu dihadapkan di depan umum supaya orang tau ini koruptor," kata dia.
Dalam lokakarya, diusulkan untuk menghadirkan tersangka dalam jumpa pers di KPK, memberi ruang bagi media untuk menyoroti tersangka ketika datang ke KPK, dan usulan lainnya."Jadi strategi komunikasi kedepan yang KPK ingin kembangkan yakni memberitahukan ke publik kalau Anda melakukan korupsi, ini (yang akan dialami)," ujar Bambang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar