KOLAKA
- Perbuatan bejad dan tercela ini tidak patut ditiru. Pasalnya, pondok
pesantren yang notabene dijadikan tempat menuntut ilmu agama justru
dijadikan tempat mesum oleh para santrinya.
Adalah Pondok Pesantren
Al Mincis yang terletak di Dusun Satu Desa Wowoli, Kecamatan Toari
Tengah, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara yang kerap membuat resah warga, karena seringkali dijumpai para santri berbuat cabul.
"Sudah beberapa kali warga menangkap basah santri dan santriwati Al
Mincis berbuat mesum. Bahkan untuk menyelesaikan itu, sudah beberapa
kali pula dibawa ke rapat desa untuk dicarikan solusi. Sangat memalukan,
santrinya tidak berakhlak," kata Tokoh agama desa Wowoli, A Suharjo,
Rabu(11/7/2012).
Bahkan katanya, Minggu lalu, warga lagi-lagi
memergoki santri dan santriwati sedang berduaan di dalam kamar, tengah
tidak berbusana. Belum sempat ditangkap, santri tersebut melarikan diri
lewat jendela.
"Kita sudah geram dengan santri didikan Nurkholis.
Harus ada tindakan tegas dari pemerintah untuk menginvestigasi hal
tersebut. Jika tidak ada iktikad baik pembinaan, pondok pesantren itu
harus ditutup," ujarnya.
Sapri, salah seorang saksi mata yang
memergoki santri tengah berbuat mesum, menceritakan, sekitar pukul
01.00, ia melihat sepasang muda-mudi sedang berhubungan layaknya suami
istri. Saat itu, ia langsung menegur dan membawa mereka ke rumah
orangtua mereka.
Ia berpesan kepada kedua orangtuanya untuk segera menyelesaikan secara kekeluargaan. Bukannya diterima baik, ia malah dimarahi.
"Saya langsung dibentak sama orangtuanya," katanya.
Setelah menyerahkan pada orangtua santri tersebut, kata Sapri, pagi
harinya ia malah mendapat panggilan dari Polsek Watubangga. Ia ternyata
telah dilaporkan telah memerkosa santri yang ditangkapnya itu dan harus
bertanggung jawab.
"Saya heran, saya yang menangkap, malah saya yang dilaporkan," terangnya.
Pemimpin ponpes tersebut, Nurcholis, belum dapat dikonfirmasi karena
sedang tidak berada di tempat. Para santri yang coba dimintai keterangan
juga memilih untuk bungkam. (tribun)
Adalah Pondok Pesantren Al Mincis yang terletak di Dusun Satu Desa Wowoli, Kecamatan Toari Tengah, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara yang kerap membuat resah warga, karena seringkali dijumpai para santri berbuat cabul.
"Sudah beberapa kali warga menangkap basah santri dan santriwati Al Mincis berbuat mesum. Bahkan untuk menyelesaikan itu, sudah beberapa kali pula dibawa ke rapat desa untuk dicarikan solusi. Sangat memalukan, santrinya tidak berakhlak," kata Tokoh agama desa Wowoli, A Suharjo, Rabu(11/7/2012).
Bahkan katanya, Minggu lalu, warga lagi-lagi memergoki santri dan santriwati sedang berduaan di dalam kamar, tengah tidak berbusana. Belum sempat ditangkap, santri tersebut melarikan diri lewat jendela.
"Kita sudah geram dengan santri didikan Nurkholis. Harus ada tindakan tegas dari pemerintah untuk menginvestigasi hal tersebut. Jika tidak ada iktikad baik pembinaan, pondok pesantren itu harus ditutup," ujarnya.
Sapri, salah seorang saksi mata yang memergoki santri tengah berbuat mesum, menceritakan, sekitar pukul 01.00, ia melihat sepasang muda-mudi sedang berhubungan layaknya suami istri. Saat itu, ia langsung menegur dan membawa mereka ke rumah orangtua mereka.
Ia berpesan kepada kedua orangtuanya untuk segera menyelesaikan secara kekeluargaan. Bukannya diterima baik, ia malah dimarahi.
"Saya langsung dibentak sama orangtuanya," katanya.
Setelah menyerahkan pada orangtua santri tersebut, kata Sapri, pagi harinya ia malah mendapat panggilan dari Polsek Watubangga. Ia ternyata telah dilaporkan telah memerkosa santri yang ditangkapnya itu dan harus bertanggung jawab.
"Saya heran, saya yang menangkap, malah saya yang dilaporkan," terangnya.
Pemimpin ponpes tersebut, Nurcholis, belum dapat dikonfirmasi karena sedang tidak berada di tempat. Para santri yang coba dimintai keterangan juga memilih untuk bungkam. (tribun)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar