Apa
yang dibuat oleh dua siswa asal SMA 2 Yogyakarta, Muhammad Luqman dan
Faishal Fuad Rahman, patut diacungi jempol. Mereka tidak hanya
berinovasi, tapi juga membantu penyandang tunanetra dengan sepatu
'bermata'. Seperti apa alatnya?
Saat berbincang dengan detikcom, Jumat (6/7/2012), Luqman dan Faishal menceritakan alat tersebut
bernama Edges Shoes. Sepatu itu dirancang khusus bagi mereka yang
berkebutuhan khusus agar bisa berjalan di jalur yang tepat.
"Kita
buat sepatu untuk tunanetra. Itu kita kembangkan dari robot pengikut
garis atau robot line follower. Sensornya kita aplikasikan ke sepatu,"
terang Luqman.
Alat ini dibuat sejak Luqman dan Faishal duduk di
kelas 2 SMA. Selama enam bulan mereka melakuan riset sambil didampingi
pembimbing di sekolah. Alat itu kemudian diujicoba di Sekolah Luar Biasa
(SLB) Yogyakarta hingga akhirnya dilombakan dan mendapat medali
perunggu di ajang lomba inovasi internasional di Thailand.
"Tanggapannya lumayan bagus. Selama ini mereka punya keluhan, kalau
pakai brailler harus meraba jalan. Kalau menggunakan alat kita dia cuma
dengerin suara, kalau outputnya keluar jalur dia akan bunyi, tit, tit,
tit," jelasnya.
Saat dihubungi terpisah, Faishal berjanji akan terus
mengembangkan alat ini. Tidak lupa, dia juga akan terus memperbaiki
kesempurnaan jalur braille yang ada saat ini.
"Kita sekarang terus kembangkan sama pembimbing. Mudah-mudahan bisa terus membantu mereka yang membutuhkan," ucap Faishal.
Selain Faishal dan Lukman ada sejumlah pelajar lain yang mendapat
penghargaan di ajang International Exhibition for Young Inventors (IEYI)
Ke-12 Thailand. Mereka antara lain Linus Nara Pradhana dengan karya
Water-coated Helmet, serta siswa kelas 1 SMP Petra Surabaya dan Hermawan
Maulana dan Zihramna Afdi siswa kelas 2 SMA Negeri 3 Semarang dengan
karya Carbofil Application for Carbon-Oxygen Separation in Smoking Room.
Untuk inovasi terakhir, kedua siswa menciptakan alat yang mengubah asap
rokok menjadi oksigen. Tujuannya agar perokok kerasan di smoking room.
(detik.com)
Saat berbincang dengan detikcom, Jumat (6/7/2012), Luqman dan Faishal menceritakan alat tersebut bernama Edges Shoes. Sepatu itu dirancang khusus bagi mereka yang berkebutuhan khusus agar bisa berjalan di jalur yang tepat.
"Kita buat sepatu untuk tunanetra. Itu kita kembangkan dari robot pengikut garis atau robot line follower. Sensornya kita aplikasikan ke sepatu," terang Luqman.
Alat ini dibuat sejak Luqman dan Faishal duduk di kelas 2 SMA. Selama enam bulan mereka melakuan riset sambil didampingi pembimbing di sekolah. Alat itu kemudian diujicoba di Sekolah Luar Biasa (SLB) Yogyakarta hingga akhirnya dilombakan dan mendapat medali perunggu di ajang lomba inovasi internasional di Thailand.
"Tanggapannya lumayan bagus. Selama ini mereka punya keluhan, kalau pakai brailler harus meraba jalan. Kalau menggunakan alat kita dia cuma dengerin suara, kalau outputnya keluar jalur dia akan bunyi, tit, tit, tit," jelasnya.
Saat dihubungi terpisah, Faishal berjanji akan terus mengembangkan alat ini. Tidak lupa, dia juga akan terus memperbaiki kesempurnaan jalur braille yang ada saat ini.
"Kita sekarang terus kembangkan sama pembimbing. Mudah-mudahan bisa terus membantu mereka yang membutuhkan," ucap Faishal.
Selain Faishal dan Lukman ada sejumlah pelajar lain yang mendapat penghargaan di ajang International Exhibition for Young Inventors (IEYI) Ke-12 Thailand. Mereka antara lain Linus Nara Pradhana dengan karya Water-coated Helmet, serta siswa kelas 1 SMP Petra Surabaya dan Hermawan Maulana dan Zihramna Afdi siswa kelas 2 SMA Negeri 3 Semarang dengan karya Carbofil Application for Carbon-Oxygen Separation in Smoking Room.
Untuk inovasi terakhir, kedua siswa menciptakan alat yang mengubah asap rokok menjadi oksigen. Tujuannya agar perokok kerasan di smoking room. (detik.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar