JAYAPURA
- Ketua Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Papua Constan Karma
mengatakan, penggunaan kondom di Papua masih rendah karena berbagai
alasan.
Padahal, kata Karma kepada wartawan di Jayapura,kondom
merupakan alternatif untuk mencegah penularan virus HIV/AIDS yang
menjadi ancaman utama bagi masyarakat, terutama yang suka berganti-ganti
pasangan.
"Perlu kerja keras dan
peran serta semua pihak, agar kondom menjadi kebutuhan, khususnya bagi
mereka yang berperilaku menyimpang, yakni suka berganti-ganti pasangan,"
ujar Karma.
Menurutnya, selain lelaki, wanita juga bisa menggunakan
kondom. Karena, saat ini sudah ada kondom untuk perempuan, namun
harganya relatif mahal sehingga tidak mampu dijangkau seluruh
masyarakat.
Karena itulah, para lelaki diharapkan lebih pro aktif
menggunakannya, sehingga diharapkan tidak terjangkit penyakit mematikan
yang menyerang sistem kekebalan tubuh.
Diakuinya, penyebaran virus
tersebut hingga kini terus mengkhawatirkan. Apalagi, sejak dua tahun
lalu di pedalaman Papua sudah ada masyarakat yang terjangkit HIV/AIDS.
"Informasi harus terus diberikan dengan melibatkan berbagai pihak,
mengingat tingkat pengetahuan masyarakat di Papua masih rendah.
Sehingga, dalam memberikan penyuluhan dapat diterima mereka," papar
Karma yang juga menjabat Sekprov Papua.
Dari data yang dihimpun,
tercatat ada 2.187 kasus HIV/AIDS di Papua. Rinciannya, 5.090 kasus HIV
dan 7.980 kasus AIDS. (tribunnews.com/2/7)
Padahal, kata Karma kepada wartawan di Jayapura,kondom merupakan alternatif untuk mencegah penularan virus HIV/AIDS yang menjadi ancaman utama bagi masyarakat, terutama yang suka berganti-ganti pasangan.
"Perlu kerja keras dan peran serta semua pihak, agar kondom menjadi kebutuhan, khususnya bagi mereka yang berperilaku menyimpang, yakni suka berganti-ganti pasangan," ujar Karma.
Menurutnya, selain lelaki, wanita juga bisa menggunakan kondom. Karena, saat ini sudah ada kondom untuk perempuan, namun harganya relatif mahal sehingga tidak mampu dijangkau seluruh masyarakat.
Karena itulah, para lelaki diharapkan lebih pro aktif menggunakannya, sehingga diharapkan tidak terjangkit penyakit mematikan yang menyerang sistem kekebalan tubuh.
Diakuinya, penyebaran virus tersebut hingga kini terus mengkhawatirkan. Apalagi, sejak dua tahun lalu di pedalaman Papua sudah ada masyarakat yang terjangkit HIV/AIDS.
"Informasi harus terus diberikan dengan melibatkan berbagai pihak, mengingat tingkat pengetahuan masyarakat di Papua masih rendah. Sehingga, dalam memberikan penyuluhan dapat diterima mereka," papar Karma yang juga menjabat Sekprov Papua.
Dari data yang dihimpun, tercatat ada 2.187 kasus HIV/AIDS di Papua. Rinciannya, 5.090 kasus HIV dan 7.980 kasus AIDS. (tribunnews.com/2/7)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar